Kamis, 14 Oktober 2010


The Seawatch Indonesia Information System is a technology that provides information to monitor, forcast and manage the ocean environment and its marine life. The purpose of this paper is to provide a fr
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dengan luas wilayah laut teritorial 5,7 juta km² ditambah luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta km². Karena terletak di garis ekuator, maka karakteristik laut Indonesia adalah spesifik tropik dengan temperatur tinggi di lapisan atas dan kegiatan fotosintesis berlangsung lebih cepat. Fotosintesis ini mendukung kelangsungan hidup plankton-plankton yang menjadi makanan ikan. Hal ini menjadikan laut Indonesia sangat kaya akan ikan.
Potensi perikanan laut diperkirakan mencapai sebesar 6,7 juta ton per tahun, dimana potensi sebesar 4,4 juta ton berada di wilayah perairan Indonesia dan 2,3 juta ton berada di wilayah ZEE. Hasil penangkapan ikan sebesar 3,5 juta ton pada tahun 1996 menunjukkan bahwa Indonesia baru berhasil menggali 53,0% dari total potensi yang tersedia. Perbandingan antara hasil penangkapan dan produk hasil budidaya perikanan adalah 76%:24% pada tahun 1992 (Seawatch Indonesia, 1997). Perbandingan ini menunjukkan bahwa Indonesia masih bergantung pada hasil penangkapan ikan. Tujuh puluh empat persen dari kegiatan perikanan dilaksanakan dengan teknik tradisional berskala kecil dengan modal yang terbatas. Kegiatan perikanan para nelayan ini hanya terbatas pada wilayah terdekat dengan tempat mereka tinggal.
Potensi budidaya laut untuk berbagai jenis moluska (termasuk kerang mutiara, rumput laut, dan terumbu karang) telah mulai sedikit demi sedikit dikembangkan. Demikian juga halnya dengan potensi energi kelautan yang sesungguhnya bersifat non-exhaustive (tak pernah habis) seperti energi angin, gelombang, pasang surut dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
Dalam rangka menggali potensi laut Indonesia, perlu dikembangkan teknologi pemantauan kelautan yang bisa mendukung pengembangan sumber daya kelautan dengan baik. Salah satu hal penting dalam pengembangan teknologi pemantau kelautan ini, adalah pengembangan program sistem informasi Seawatch Indonesia, dimana di dalamnya mencakup kegiatan pemantauan, prakiraan dan sistem informasi lingkungan perairan laut. Alat pendukung utama yang berperan dalam program ini ialah buoy (pelampung laut), pada buoy ini terdapat sensor-sensor yang menghasilkan data mengenai beberapa parameter kelautan. Data hasil pemantauan ini selanjutnya diolah menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai sistem informasi kelautan di Indonesia, baik dari kalangan pemerintahan, swasta, akademisi dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Secara umum tujuan studi ini adalah mengamati nilai manfaat dari sistem informasi Seawatch Indonesia. Secara khusus, studi ini bertujuan untuk :
· Menginformasikan manfaat dari sistem informasi Seawatch Indonesia
· Menunjukkan teknik-teknik yang tepat untuk memprediksi nilai manfaat dari sistem informasi Seawatch Indonesia
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan wawancara. Tulisan ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penulisan dan tujuannya, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan. Bagian kedua menjelaskan mengenai manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan sistem ini dan nilai ekonomis dari manfaat-manfaat tersebut. Bagian ketiga akan menampilkan studi kasus Teluk Jakarta. Bagian terakhir yang merupakan penutup akan berupa kesimpulan.
Penutup
Studi ini membuktikan bahwa manfaat sistem informasi Seawatch Indonesia sangat mungkin untuk dikalkulasikan nilainya. Namun untuk mengetahui dengan tepat seberapa besar nilai tersebut, diperlukan studi yang lebih mendalam.
Walau demikian, dalam studi ini akan digunakan beberapa asumsi sehingga dapat memberikan gambaran mengenai nilai manfaat sistem informasi Seawatch Indonesia. Sebagai studi kasus, akan dilakukan estimasi kasar mengenai gambaran nilai biaya dan nilai manfaat dari sistem ini yang dipasang di Teluk Jakarta. Biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan sistem informasi Seawatch Indonesia di Teluk Jakarta dapat dilihat dalam Tabel 2.
Sebagai perbandingannya pada Tabel 3 dapat dilihat gambaran nilai manfaat dari penerapan sistem ini di Teluk Jakarta. Amat penting untuk memperhatikan asumsi-asumsi yang digunakan dalam Tabel 3. Jika asumsi-asumsi ini salah, maka nilai yang diberikan kurang tepat. Namun, jika asumsi-asumsi ini dapat diterima, maka nilai manfaat yang diterima oleh masyarakat sekurangnya adalah sekitar 116 triliun rupiah.
Dengan membandingkan biaya dan nilai manfaat dari sistem informasi Seawatch Indonesia ini, dalam studi ini diperkirakan bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari biaya. Karenanya akan sangat menguntungkan jika sistem informasi Seawatch Indonesia ini dapat dikembangkan lebih lanjut.